Skip to main content

Senin 6 Mei 2024, saya pergi melakukan kunjungan ke dusun terengan untuk menemui seorang yang bernama zakaria. Zakaria atau yang kerap disapa dengan sebutan jack, merupakan pendamping lokal dalam perhelatan Bangsal Menggawe sekaligus sebagai koordinator lomba Selakar Al-Barzanji yang merupakan salah satu rangkaian dari kegiatan Bangsal Menggawe tahun ini. Pak jack seorang yang ahli dalam berbagai macam bidang kesenian daerah, diantaranya adalah seni rudat, pembacaan kitab-kitab hikayat, berzanji, dan masih banyak lagi. Zakaria juga merupakan seorang maestro  seni tari rudat.

Seni tari rudat sendiri adalah panduan seni gerak dan vokal yang diiringi musik terebang di mana di dalamnya terdapat unsur keagamaan, seni tari dan seni suara.[1] Selain ahli didalam bidang kesenian Zakaria juga ahli dalam membuat lirik-lirik lagu atau nada, termasuk didalam membuat lagu atau nada kitab hikayat.

Sumber Photo :lombokjournal.com

Hikayat adalah karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yang berisi cerita, undang-undang, dan silsilah bersifat rekaan, keagamaan, historis, biografis, atau gabungan sifat-sifat itu. Biasanya, hikayat dibaca untuk perlipur lara, membangkitkan semangat juang, atau sekadar untuk meramaikan pesta.[2] Namun terkhusus dilombok utara hikayat biasa dibaca pada saat acara-acara keagamaan.

Zakaria mengatakan hikayat sendiri terdiri dari banyak sekali jenis varian nada. Namun secara umum biasanya terdiri dari dua jenis nada saja. Adapun khusus yang ada didusun terengan mempunyai sekitar empat jenis lagu atau nada yang berbeda yang tidak dimiliki oleh daerah-daerah lain, atau menjadi semacam ciri khas yang ada didusun terengan. Nada-nada yang ada didusun terengan ini diantaranya adalah nada gonteng, endek telu (tiga), endek lima, dan bao daya.

Endek disini mempunyai arti tingkatan atau tingkatan-tingkatan nada, dan setiap empat jenis nada ini terdiri dari tiga bagian lagi. Mulai dari tingkatan yang paling rendah yang disebut nada gonteng yang kemudian mempunyai tiga bagian lagi, yakni nada gonteng bagian satu, bagian dua, dan bagian tiga. Kemudian nada sedang atau endek telu yang kemudian mempunyai tiga bagian lagi, yakni nada endek telu bagian satu, bagian dua, dan bagian tiga. Begitu juga dengan nada tinggi atau endek lima yang kemudian mempunyai tiga bagian juga, mulai dari bagian satu, dua, dan tiga. Sedangkan untuk nada bao daya, ia merupakan nada yang khas, karena diantara empat macam nada ini hanya nada bao daya yang pengucapannya atau ketika membacanya menggunakan suara bagian dalam, sedangkan yang tiga lainnya menggunakan suara bagian luar.

Kemudian saya juga bertanya kepada zakariya mengenai perbedaan hikayat dengan tembang. Dikarenakan devinisi dari keduanya ini hampir sama, yakni sama-sama bercerita dengan menggunakan lagu atau nada. Zakariya kemudian mengatakan bahwa antara tembang dan hikayat memang hampir sama, namun ada dua hal yang dominan menjadi faktor pembeda antara hikayat dan tembang. Dua diantaranya ini adalah, aksara (tulisan), dan nada atau lagu yang digunakan ketika membacanya.

Hikayat sendiri menggunakan aksara arab didalam penulisannya, kemudian pengucapan nadanya menggunakan bahasa melayu. Adapun tembang, didalam penulisannya menggunakan aksara hanacaraka, kemudian pengucapan nadanya menggunakan bahasa jawa jejawen dan bahasa sasak halus. Perbedaan yang lainnya juga terdapat pada jenis ceritanya, biasanya kalau tembang bercerita tentang sejarah-sejarah atau kejadian-kejadian yang terjadi dimasa lampau terutama yang terjadi dilombok, sedangkan hikayat lebih dominan bercerita tentang agama atau hal-hal yang bernuansa keagamaan.


[1] https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbjabar/rudat-banten-2/#:~:text=Seni%20rudat%20adalah%20panduan%20seni,raudatun%20yang%20berarti%20taman%20bunga.

[2] https://www.detik.com/bali/berita/d-6593509/hikayat-adalah-pengertian-ciri-ciri-unsur-struktur-dan-contoh

Tentang Penulis:

Rudi Urahman (Rudi) lahir di Tanjung 20 Juli 2001. Saat ini Ia adalah mahasiswa semester 6 di perguruan tinggi (STKIP Hamzar) yang mengambil jurusan PGSD. Rudi adalah lulusan SMK Negeri 1 Tanjung pada tahun 2020. Ia adalah seorang yang berkepribadian senang dengan hal-hal berbau bisnis, Rudi sangat suka dalam mencoba hal-hal baru terutama yang bersifat menantang dan mempunyai nilai jual. Sehingga ia aktif dalam berbagai macam organisasi dan perdagangan/jual beli mulai dari saat masa perkuliahan