Skip to main content

Asma’at adalah seorang tokoh masyarakat juga menjabat sebagai kepala desa Pemenang Barat. Beliau juga beperan penting dalam Festival Bangsal Menggawe 2024 sebagai dewan pertimbangan Bangsal Menggawe. Beliau sendiri juga bertempat tinggal di Dusun Sumur Mual yang menjadi tempat residensi seniman Bangsal Menggawe. Sehingga beliau memiliki cukup banyak informasi yang dibutuhkan untuk terselenggaranya festival ini dengan lancar tentunya.

Dari cerita pak Asma’at, konon katanya hasil dari ekspansi Raja Agung Bali sehingga terdapat banyak arsitektur berugak yang mencerminkan kerajaan Bali. Berugak  memiliki fungsi sebagai tempat menerima tamu. Diwaktu tertentu berugak juga digunakan sebagai tempat ritual urip dan pati (hidup dan mati). Arah berugak pun tidak boleh sembarangan melainkan harus mengadap selatan-utara, karena jika menghadap kearah lain di percaya sebagai  pamali (pantangan).

Bersama kurator, Direktur Pasirputih dan Asmaat Kadus Sumur Mual

Dusun Sumur Mual, Desa Pemenang Barat Kecematan Pemenang KLU. Terletak di sebelah barat sungai yang memisahkan dua dusun. Yakni Dusun Sumur Mual dan Telaga Wareng. Di dusun ini terpampang  hamparan sawah  juga perbukitan. Sehingga keberadaan sungai menjadi amat  penting  bagi warga di dusun itu.  Di dusun Sumur Mual terdapat pula pemakaman tiga agama yakni Islam, Hindu,Dan Buddha. Karena warga  dipemenang  terdiri dari ketiga agama tersebut. 

Sungai yang ada di Dusun Sumur Mual  dulu dimanfaatkan oleh semua warga Pemenang dari berbagai dusun, baik yang beragama Islam, Hindu maupun Buddha. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari misalnya mandi atau mencuci.   Tak hanya itu sungai juga menjadi sumber kehidupan sehingga  di pinggir sungai biasanya terdapat sumur-sumur kecil yang terbuat dari susunan batu yang kemudian digunakan sebagai air minum. Susunan batu tersebut tidaklah sembarang disusun melainkan harus serapat mungkin sehingga dapat menyaring air sungai yang kemudian menjadi cukup layak untuk dikonsumi.

Penamaan Dusun Sumur Mual sendiri diambil dari sumur yang berada di dekat pekarangan masjid dusun. Biasanya kebanyakan masyarakat yang beragama Buddha sering datang ke sumur tersebut. konon katanya masyarakat  yang bergama Buddha datang dengan melakukan ritual  untuk mengambil air, masyarakat percaya bahwa air sumur akan keluar ketika masyarakat yang datang tengah menginginkan atau menunaikan  sesuatu, baik seperti nazar atau sebagai prosesi pengobatan dan lain-lain. Sumur itu sampai saat ini masih berada di sekitar masjid. Dan menjadi sumber kehidupan (air). Selain ke sumur masyarakat juga sering mendatangi makam keramat Bolot (atas)

Selain itu di salah satu lokasi dekat dusun Sumur Mual yakni dusun Telaga Wareng ketika  menggelar acara adat atau sunatan biasanya mengundang rudat sebagai sarana pengobatan. “batang aek jidur”  merupakan nama yang menjadi media atau  sarana pengobatan bagi masyarakat yang beraga Islam. Proses pengobatan biasanya dilakukan dengan cara masyarakat membawa air dan diletakkan didekat pemain musik dengan kepercayaan bahwa air itu akan menjadi obat karena didalam lagu rudat terdapat sholawat-sholawat.

Tentang Penulis     

Ananda Putri (Andan) lahir di Tanjung 15 Januari 2003.  Saat ini Ia adalah mahasiswa semester 5 di perguruan tinggi (STKIP Hamzar) yang mengambil jurusan PGSD. Andan adalah lulusan SMA Negeri 1 Tanjung pada tahun 2021. Ia adalah seorang yang berkepribadian ceria, Andan sangat suka dalam mencoba hal-hal baru terutama yang bersifat menantang. Sehingga ia aktif dalam organisasi Pramuka mulai saat SMA