Skip to main content

Sejak beberapa tahun terakhir, Lombok Utara memiliki permasalahan air yang cukup mengggelisahkan. Pasalnya, belakangan sering kali terjadi kekeringan di beberapa wilayah di Lombok Utara. Hal ini tentu saja bukan opini semata, tetapi terkait kekeringan yang melanda beberapa wilayah di Lombok Utara telah banyak muncul di berbagai media pemberitaan, bahkan  menurut Muhammad Sibawahi direktur program Pasirputih juga selaku kurator di festival Bangsal Menggawe 2024, lebih dari seratus titik mata air telah hilang di wilayah Lombok Utara. Hal ini tentu saja sangat menghawatirkan. Akibatnya masyarakat yang terdampak sulit mengakses air untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Untuk merespon isu tersebut, tahun ini Pasirputih menggelar festival Bangsal Menggawe yang keenam dengan mengusung tema “Montase Air”. Bangsal Menggawe adalah festival rakyat yang diinisiasi oleh Pasir Putih sejak 2016 sebagai ruang ekspresi sosio-kultural masyarakat Pemenang. Bangsal Menggawe sebagai sebuah festival memiliki banyak sekali kegiatan, tak hanya lomba, tetapi juga riset dan residensi seniman baik yang berasal dari luar daerah maupun lokal.

Terkait lokasi residensi seniman Bangsal Menggawe tahun ini memiliki cakupan yang cukup luas yakni menyasar dua Kecamatan, yakni Pemenang dan Kecamatan Tanjung. Lokasi residensi seniman bangsal menggawe terdiri dari dua dusun di wilayah Kecamatan Tanjung dan sembilan dusun di Kecamatan Pemenang. Lokasi-lokasi yang sudah dipetakan tersebut tentu saja memiliki situs penting dan sejarah menarik yang bertalian erat dengan tema yang diusung pada Bangsal Menggawe kali ini. Sebut saja Dusun Jambianom.

Jambianom adalah sebuah dusun yang memiliki mata air yang dikenal dengan sumur buak. lokasi Dusun Jambianom sendiri cukup representatif dengan tema bangsal menggawe tahun ini.  Tepatnya Dusun Jambianom  yang berada di pesisir pantai sehingga Dusun Jambianom dikelilingi oleh muara dan sungai yang dikenal dengan lokok bengkak. Dengan segala potensi air yang ada disekitar dusun jambianom memungkinkan menjadi lokasi residensi seniman bangsal menggawe tahun 2024.

Dengan begitu pada hari Selasa, 23 april 2024 saya (Anana Putri) selaku teman seniman dan Alya Maolani (selaku kordinator teman seniman) ditemani oleh Nisak Itriyana (teman seniman) berkunjung ke kediaman Nursidasyam selaku tokoh penggerak perempuan yang berada di Dusun Jambianom. Dengan maksud untuk menegosiasikan terkait residensi seniman bangsal menggawe tahun 2024. Negosiasi yang kami lakukan dengan  bermaksud memastikan terkait beberapa hal yakni tempat tinggal untuk seniman bangsal menggawe, juga terkait deskripsi lokasi yang hendak digarap oleh seniman residensi bangsal menggawe.

Mengunjungi kediaman Nursyida Syam salah satu pegiat literasi NTB

Melalui pertemuan itu Nursidasyam bersedia untuk menjadikan kediaman beliau sebagai tempat tinggal seniman residensi bangsal menggawe. Tak hanya itu Dari diskusi kami dengan Nursidasyam, beliau memberi saran terkait objek kekaryaan pada residensi seniman bangsal menggawe tahun ini, beliau menyarankan untuk memilih sungai (lokok bengkak) yang berada di bawah kediaman beliau. Dikarenakan di sumur buak kerap terjadi persoalan politik yang berkaitan dengan mata air tersebut. namun karena beberapa pertimbangan  seperti lokasi mata air yang lebih dekat dengan masyarakat jambianom agar dalam proses residensi seniman, masyarakat dapat terlibat secara aktif dalam proses kekaryaan. Sehingga mata air yang menjadi objek kekaryaan ialah sumur buak 

Melalui diskusi dengan Nursidasyam kami mendapatkan informasi terkait sungai (lokok bengkak), bahwa di lokok bengkak terdapat mata air yang disebut dengan kelebut.

Beliau juga bercerita bahwa mata air ini sudah sejak zaman dahulu dikeramatkan oleh masyarakat Dusun Jambianom. Karena masyarakat percaya bahwa dimata air tersebut memiliki penunggu gaib berupa kuda putih, namun tidak semua orang dapat melihat kuda tersebut hanya orang-orang yang “beruntung” saja yang bisa melihat kuda itu. Dengan adanya cerita-cerita tersebut banyak orang mulai berdatangan untuk melakukan pengobatan di lokasi sungai tepatnya mata air kelebut. dan tak hanya masyarakat dusun Jambianom sendiri masyarakat luas hingga ke luar Dusun Jambianom percaya dan kerap berdatangan ke lokasi tersebut untuk meminta pengobatan.  

Ananda Putri (Andan) lahir di Tanjung 15 Januari 2003.  Saat ini Ia adalah mahasiswa semester 5 di perguruan tinggi (STKIP Hamzar) yang mengambil jurusan PGSD. Andan adalah lulusan SMA Negeri 1 Tanjung pada tahun 2021. Ia adalah seorang yang berkepribadian ceria, Andan sangat suka dalam mencoba hal-hal baru terutama yang bersifat menantang. Sehingga ia aktif dalam organisasi Pramuka mulai saat SMA