Malam ini (Senin, 20 Mei 2024) lantunan doa bergema bersama kilau tandur cahaya purnama memenuhi langit Pemenang. Pujian dan ungkapan Syukur kepada Allah yang maha esa, kepada sang pembawa kabar gembira ialah baginda yang mulia Rasulullah Muhammad SAW. Dengan bacaan Serakal Al-Barzanji serta rangkaian dzikir dan doa Bangsal Menggawe tahun 2024 “Montase Air” resmi dibuka.
Malam ini mengingatkan saya pada malam persentasi akhir Bangsal Menggawe “Museum Dongen” 2019 lalu. Presentasi akhir pada malam itu melibatkan tiga umat beragama (Islam, Hindu dan Budha) untuk memanjatkan doa selamat atas tragedi gempa 2018 yang meratakan Lombok Utara Khususnya Pemenang. Atmosfirnya sefrekwensi dengan niatan diawal Bangsal Menggawe Tahun ini.
Namun pada malam presentasi akhir Bangsal Menggawe 2019 ditandai dengan menyalakan obor raksasa bersama semua warga sebagai tanda menyalakan semangat pasca gempa. Sementara dalam pembukaan bangsal menggawe tahun ini menjadikan air sebagai medium utama. Membaca air melalui definisi praktis yaitu terjemahan dari gerak manusiawi yang membawa manfaat bagi bumi.
Acara pembukaan Bangsal menggawe 2024 dihadiri oleh tokoh agama, tokoh masyarakat, para seniman residensi, tim kurator, dewan pertimbangan, kawan seniman, pendamping lokal dan warga Masyarakat di lingkungan kantor pasirputih.
Diawali dengan sambutan oleh Muhammad Sibawaihi salah satu Kurator dalam perhelatan ini. Ia menyampaikan hajatan Bangsal Menggawe sebagai salah satu upaya membaca realitas sosiokultural Lombok Utara lewat Residensi seniman. Hal ini dapat memantik munculnya proses kekaryaan secara kolaboratif antara warga tempatan dengan seniman yang tinggal dilokasi yang telah ditentukan. Sembari itu, siba memperkenalkan masing-masing seniman kepada jamaah yang hadir. Diantara mereka adalah La Radek, Alam Kundam, Indah, baron, kolektif Sigisora, Non Blok dan beberapa seniman yang masih dalam perjalanan Gubuak Kopi dan Yoi Katra.
Dalam upacara ini terdapat sebuah Rengka. Adalah bangunan yang dibuat semacam miniature Saka Enam (Berugak bertiang enam) yang dipenuhi dengan hasil bumi. Ada sayuran-mayur dan buah-buahan semacam tumpeng sedekah bumi dengan meletakkan sebuah kendi berisi air. Hal ini sebagai simbol Syukur terhadap air dan bumi.
Tradisi membuat rengka atau arak-arakan hasil bumi memang menjadi salah satu kebudayaan warga Lombok Utara yang kerap dilakukan oleh warga pesisir. Warga akan membuat semacam miniatur mulai dari miniatur bangunan seperti rumah atau berugak. miniatur perahu atau apapun yang melambangkan mata pencaharian mereka. Kemudian dihiasi dengan berbagai hasil bumi. Sayur-mayur, buah-buahan, kacang-kacangan, telur ayam, jajanan hingga uang tunai yang dibentuk sedemikian rupa agar terlihat menarik. Hal ini dilakukan pada saat maulid nabi atau hari raya lebaran. Setiap persembahan yang diletakkan diatas rengka akan dibacakan dzikir dan doa. Konon, setiap apapun yang diambil dari rengka mengandung berkah dan dapat dijadikan sebagai obat berbagai penyakit.
Acara pembukaan Bangsal Menggawe 2024 ini pun berlangsung dengan khidmat, bacaan serakal berzanji serta rangkaian dzikir dan doa langsung dipimpin oleh tokoh agama setempat. Kegiatan Perhelatan ini akan berlangsung dari tanggal 20 Mei sampai dengan 21 Juni 2024. Selanjutnya acara diakhiri dengan makan bersama dan pembagian berkat yamg diambil dari rengka lalu diberikan kepada warga Masyarakat yang hadir dalam upacara pembukaan Bangsal Menggawe 2024 tahun ini.