Skip to main content

Pantai. Tempat yang selalu dikagumi semua orang tidak terkecuali aku. Tempat dimana indahnya alam terpapar disana. Aku menyukai senja dimana warnanya sangat sedap dipandang mata. Aku juga menyukai lautan, yang suara ombaknya terdengar menenangkan. Ombak yang menggulung ketepian,  menandai harapan yang terbenam sebelum kesampaian. Tapi, terkadang aku takut, karna sewaktu-waktu, suara ombak bisa mengerikan dan menyeramkan.

Pantai. Tempat, dimana sebagian orang meluapkan rasa penat dan letih, oleh segala urusan yang belum terselesaikan, atau bahkan urusan yang baru saja terselesaikan. Pantai membantuku, melupkan segala hal yang membuat pusing kepala, entah itu karna tugas, masalah, atau apapun itu.

Membagi kelompok untuk melakukan pengindraan

Berbicara soal pantai yang terdapat ombak dan senja.  Aku jadi teringat, dimana saat itu, aku dan kawan-kawan pergi kesana, untuk melakukan praktik terkait dengan materi “pengindraan”. Hari itu tepat pada Minggu, 17 Sepember 2023. Dimana materi kali ini aku dan kawan-kawan, didampingi oleh Ijtihad, sedikit perkenalan, Ijtihad adalah mentor kami dalam materi tersebut.  Ia meminta aku dan kawan-kawan yang lain untuk membuat kelompok, yang dimana, satu kelompok terdiri dari 3 orang. Karna kami 7 orang, jadi 1 kelompok mendapat anggota sebanyak 4 orang, dan 1 kelompok lagi 3 orang.

Hilir-mudik orang-orang yang menggunakan jasa public boat untuk menyebrang ke tiga Gili

Disana, kami mencari sesuatu yang ada didalam Pelabuhan Bangsal tersebut, lalu memotretnya. Ada banyak hal yang aku lihat ada disana. Diantaranya loket, boat, darmaga, monumen, pedagang kaki lima dan tempat sewa permainan anak. Disana pun terdapat kantor POKDARWIS ( Kelompok Sadar Wisata) dan juga kantor TNI AL dan beberapa hal lainnya. Terdapat banyak sekali aktivitas yang aku lihat, ada pulang dan pergi, naik dan turun, jual dan beli, bahkan ada beberapa yang hanya sekedar singgah dan menikkmati lautan Pelabuhan Bangsal.

Seperti kata-kata ku tadi. Aku dan kawan-kawan, diminta untuk memotret segala sesuatu yang terdapat dalam Pelabuhan Bangsal tersebut. Aku mendapat bagian memotret boat, dimana boat itu transportasi yanng digunakan orang-orang itu untuk menyebrang kepulau sebelah. Boat berjejer rapi disana, tapi ada beberapa yang sudah meninggalkan pelabuhan membawa orang-orang yang akan menuju pulang sebrang, dan ada juga yang datang menuju pelabuhan untuk membawa kembali orang-orang yang ada dipulau seberang.

Saya (Ririn) tengah memotret berbagai peristiwa di Bangsal

Ditengah-tengah aku melakukan pemotretan, ternyata ada yang berbunyi. Yahhh ternyata itu bunyi dari perutku yang minta diisi. Aku mengajak kawanku Fatia, untuk membeli jajanan kaki lima, karna kulihat sangat lezat, dan harganya pun sangat berasahabat dengan dompetku, yang seandainya jika bisa berbicara dia akan berteriak sekencang-kencangnya, lalu mengatakan “ jangan isi perutmu saja, tap isi juga aku”. Haha ada-ada saja. “ ayo kita beli sempol dan telur gulung yang ada disana, terlihat enak sekali” ucapku kepada Fatia. “ayo kak Rin”, Fatia menjawab.

Sambil menikmati makanan yang sudah kami beli, kami berkeliling sejenak melihat aktivitas bangsal yang sangat ramai dan lumayan berisik. Entah itu dari suara cidomo, boat, orang yang mengobrol, bahkan, suara derap langkah kaki pun terdengar jelas karna  ramainya orang-orang yang ada disana. Dari keramain yang ada disana fokusku hanya melihat orang-orang yang datang hanya untuk duduk, berfoto, memandangi pantai dan juga anak-anak yang bermain mobil-mobil hasil sewaan.

Kesibukan Bangsal yang dipadati oleh para pengunjung dan para pekerja.

Apa mereka hanya sekedar melakukan itu saja disini?”, pikirku. Aku memperhatikan lagi sekeliling, ternyata lumayan banyak orang yang melakukan aktivitas seperti itu. Aku mulai tertarik, melakukan hal yang sama ditengah keramaian orang. Ternyata sangat menyenangkan, duduk sambil menikmati makanan, dengan sepoian angin yang sejuk menerpa wajah dan menenangkan pikiran. Aku juga sangat menyukai, dimana kakiku bergesekan langsung dengan lembutnya pasir pantai, yang sebagian berwarna putih dan ada pula yang kehitaman. Disana juga terlihat ratusan atau bahkan ribuan orang yang sedang berlalu lalang dengan aktivitasnya masing-masing.

Sambil makan makananku, aku tetap meperhatikan sekitarku. Panasnya matahari masih aku rasakan, namun aku rasa tidak sepanas dan seterik saat siang hari, bisa aku katakan bahwa teriknya matahari saat ini, masih bisa dinikmati. Disana aku berfikir, tempat yang dimana orang-orang lebih banyak melakukan kegiatan berniaga, tapi tidak sedikit orang juga yang menikmati berwisata disana.

Tidak terasa makananku sudah habis saja. “ayo Fatia mungkin temen-temen sudah selesai dengan tugasnya” ajakku kepada Kawanku yang masih memakan sempol ayam yang dia beli tadi. “tunggu dulu makanan ku habis”, ia menyahut dengan mulut yang masih mengunyah sempol ayam yang sebentar lagi akan habis. “ayo aku sudah selesai”, Fatia berucap sambil menarik tanganku menuju kawan-kawan yang tengah berkumpul.

Kami duduk di pesisir sebelah timur bangsal untuk menikmati senja yang indah

ayo kita kumpul disana”, tunjuk Ijtihad, meminta kami berkumpul dipantai sebelah timur, yang cukup sepi dari kegiatan orang-orang yang berlalu-lalang. Kami mengikuti Ijtihad menuju Pantai sebelah timur. Disana kami duduk melingkar, dan memakan makanan yang dibawakan Ijtihad. Kami sedikit berbincang terkait dengan materi yang kami kerjakan hari itu.

Setelah selesai berbincang ringan. Mataku kualihkan kesekitar, dimana ada banyak anak-anak sedang mandi pantai, ada juga satu keluarga yang menghabiskan waktunya bersama, bahkan ada beberapa pasangan yang sedang berpacaran sambil menikmati pantai dan senjanya, ada juga yang berfoto ria dengan kawan-kawannya.

Melihat senja yang sangat memanjakan mata, aku dan kawan-kawanpun turut mengikuti aktivitas mereka seperti berfoto, aku memilih latar belakang yang memperlihatkan pantai dan senjanya. Aku dan kawan-kawan begitu asik mengambil gambar berlatar cahaya alam yang redup tapi sangat memanjakan mata itu.

Berpose bersama senja
Berpose bersama senja.

Terlalu menikmati cahaya matahari yang terbenam, kami sampai lupa, bahwa hari sudah beranjak petang, dan sebentar lagi waktu Maghrib akan tiba. Kami membereskan perlengkapan yang kami bawa, dan  kami juga membersihkan sampah, sisa makanan yang kami makan. Lalu menuju parkiran untuk mengambil motor, yang akan membawa kami menuju rumah masing-masing.

Disana aku mulai berpikir, bahwa, Pelabuhan Bangsal Pemenang, ternyata bukan hanya Pelabuhan, yang menyajikan tempat orang mencari pundi-pundi rupiah, tapi juga tempat wisata sederhana dengan keindahan alamnya.

TENTANG PENULIS

RIRIN DINALIA

Ririn Dinalia (Ririn) lahir di karang gebang, 02 Juli 2002. Saat ini sedang berkuliah di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Hamzar dan mengambil jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), dia juga aktif di salah satu organisasi internal kapus yakni Organisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (HMPS PGSD) dan diamanahkan menjadi Sekretaris Umum HMPS PGSD priode 2023/2024, selain itu dia juga menjadi tenaga pendidik dalam Taman Kanak-Kanak (TK) yang bertempat di dusun karang sobor. Dia mempunyai hobby membaca novel dan tertarik dalam bidang seni, selain dalam bidang membaca dan seni. Ririn  juga mempunyai ketertarikan besar dalam bidang pariwisata khususnya dalam bidang kuliner.