Oleh: Rudi Urrahman
[Senin 27 Mei 2024] Saya Alam Kundam melanjutkan penulusan menyusuri aliran sungai tiu roton. Selama perjalanan kami menemukan bahwa dampak yang paling krusial akibat keringnya air di hilir adalah tidak sampainya air ke irigasi persawahan. terutama sawah warga yang ada di Terengan Lauk bagian atas. Beberapa warga mengatakan bahwa ketika airnya masih mengalir dengan normal dalam artian walaupun debit airnya tidak terlalu besar, setidaknya airnya bisa mengalir sampai ke hilir membuat petani dapat panen hingga dua kali. Namun, ketika airnya sudah mulai kering, petani kemudian mengupayakan air dari pipa dengan debit yang sedikit. Sehingga petani yang menggarap sawah dapat memaksimalkan panen walau hanya satu kali.Setelah mengetahui persoalan tersebut. Akhirnya kami mencoba untuk menyusuri aliran Sungai jembatan perbatasan Kecamatan Tanjung dan Kecamatan Pemenang. Sebab di titik tersebut terdapat air dengan debit yang cukup banyak. Sehingga membuat kami penasaran untuk menyusuri dari mana air ini berasal.
Air yang berada dibawah jembatan perbatasan ini sangatlah besar, padahal air yang mengalir dari hulu sudah kering, dan kalaupun ini adalah air luapan dari muara putat, saya rasa tidak mungkin juga, karena jarak muara dan jembatan hampir satu kilometer (km). Jadi dengan rasa penasaran inilah saya dan alam kundam mencoba mencari dari mana air yang lumayan besar ini datang.
Kami kembali ke Terengan Lauk untuk menyusuri aliran sungai yang sudah kering, dengan harapan dapat menemukan dari mana sumber air dengan debit lumayan besar yang ada di bawah jembatan perbatasan. Setelah kurang lebih satu jam menyusuri aliran Sungai ini, akhirnya terjawab juga dari mana air yang di hilir tetap mengalir. Kami menemukan banyak sumber mata air di aliran sungai Terengan Lauk bagian tengah, pantas saja sawah warga Terengan Lauk bagian bawah maupun lokok (sungai) pet pet, dan juga air di bawah jembatan tetap besar, ternyata memang ada sumber mata air yang mengairinya.
Dan pantas saja saya dan alam kundam heran kenapa aliran sungai diterengan lauk kering sedangkan aliran sungai yang di hilirnya malah besar. Saya mengira mata air hanya ada di hulu yang berasal dari hutan tadah hujan di hulu Tiu Roton. Ternyata di hilir tempat aliran sungai juga terdapat banyak sekali mata air. Berfungsi menyumbang pasokan air untuk warga yang ada di hilir khususnya di Terengan Lauk. Saya rasa selama masih ada pohon penyimpan air di hilir, air akan tetap mengalir walapun di hulu mulai kering, dan saya rasa air di hulu akan tetap bisa mengalir sampai ke hilir selama pohon yang ada di hulu tetap dijaga dan tidak adanya batu yang di roton untuk kepentingan peribadi.
Tentang Penulis:
Rudi Urahman (Rudi) lahir di Tanjung 20 Juli 2001. Saat ini Ia adalah mahasiswa semester 6 di perguruan tinggi (STKIP Hamzar) yang mengambil jurusan PGSD. Rudi adalah lulusan SMK Negeri 1 Tanjung pada tahun 2020. Ia adalah seorang yang berkepribadian senang dengan hal-hal berbau bisnis, Rudi sangat suka dalam mencoba hal-hal baru terutama yang bersifat menantang dan mempunyai nilai jual. Sehingga ia aktif dalam berbagai macam organisasi dan perdagangan/jual beli mulai dari saat masa perkuliahan