Skip to main content

Suatu hari, aku terbangun dari tidurku. Hari dimana aku mengikuti kegiatan lokakarya berajahaksara. Tepatnya di hari keempat berlangsungnya kegiatan lokakarya berajahaksara yang dilaksanakan di Pasirputih Pemenang. Hari itu hanya ada kami berenam, dikarenakan satu teman kami sedang sakit dan tidak bisa hadir pada kegiatan lokakarya berajahaksara hari itu. Dimana pada hari itu kami mempelajari materi “Jurnalistik Dasar.” Pada materi ini, kami mendapat pengetahuan baru mengenai pengertian berita, jenis-jenis penulisan berita, dan juga teknik penulisan berita.

Beranjak dari materi ini, kami diajak untuk pergi ke Pelabuhan Bangsal pada sore hari. Namun, saat di tengah perjalanan menuju Pelabuhan Bangsal salah satu motor teman kami mengalami kendala ban bocor. Kami memutuskan untuk menunggu di Pelabuhan Bangsal. Sesampai disana, kami memarkir kendaraan yang kami gunakan. Setelah itu kami duduk sambil berfoto sembari menunggu teman kami yang sedang menambal ban motornya yang bocor tadi. Tak lama kemudian, yang kami tunggu-tunggupun datang. Akhirnya kami duduk melingkar dan dibagi menjadi dua kelompok untuk melakukan kegiatan foto jurnalistik di Pelabuhan Bangsal. Setelah mendapat arahan, kami pun pergi menyebar sesuai dengan kelompok yang sudah dibagi tadi. Aku dan salah satu teman kelompokku mulai berjalan ke arah dermaga di Pelabuhan Bangsal.

Lapak-lapak warga tempat menyediakan kebutuhan makan, minum dan tempat ngopi di Pelabuhan Bangsal

Hal pertama yang aku lihat dari Pelabuhan Bangsal ini adalah tempat untuk berniaga (ruang ekonomi) bagi banyak orang. Aku mengambil beberapa foto pedagang yang ada di Pelabuhan Bangsal ini. Sedangkan temanku mengambil foto orang-orang yang sedang mancing, naik dan turun boat, anak-anak yang sedang bermain, dan masih banyak lagi aktivitas lain. Setelah merasa cukup dengan gambar yang kami ambil, kamipun kembali untuk berkumpul. Kami memutuskan untuk berkumpul di bawah pohon asam jawa yang tumbuh tidak jauh dari bibir pantai.

Kami mulai menceritakan hasil foto yang kami dapat tadi sambil menikmati beberapa cemilan yang ada. Di tempat ini kami menyaksikan banyak sekali peristiwa, dan salah satu peristiwa yang indah adalah munculnya senja dengan keindahan yang memanjakan penglihatan setiap orang yang memandangnya. Mungkinkah sang senja tersipu malu karena banyak yang memandanginya? Untuk mengabadikan indahnya senja hari itu kami memulai untuk berfoto bersama dan ada juga yang mengabadikan moment itu dengan membuat video. Setelah senja berpamitan dengan cara yang indah, kami pun memutuskan untuk kembali ke rumah masing-masing.

Beberapa hari setelah mengambil foto jurnalistik bersama, tepatnya pada pukul 08.00 WITA aku pergi ke Pelabuhan Bangsal lagi untuk mengambil foto kegiatan berniaga yang terjadi di sana. Aku benar-benar tertarik melihat banyak sekali kegiatan berniaga yang terjadi di Pelabuhan Bangsal. Tentu saja aku tidak pergi sendiri, karena aku lebih suka jika pergi bersama teman. Namun kali ini, kami hanya pergi berdua saja. Sesampai di Pelabuhan Bangsal, sama seperti saat itu kami langsung memarkir motor.

Tukang ojek yang akan mengantar penumpang ke tujuannya
Tukang ojek yang tengah bersiap mengantar penumpang ke tempat tujuan

Kali ini, bukan hanya pedagang atau orang yang jualan, tetapi aku akan mengambil gambar yang lain seperti transaksi di tempat pembelian tiket, parkir motor, jasa ojek, dan sopir travel. Hari ini, belum seramai kemarin dikarenakan masih pagi. Setelah memarkir motor, kami memutuskan untuk duduk dulu sambil mengamati peristiwa yang terjadi pagi ini. Setelah kami merasa bosan karena hanya duduk saja, kami memutuskan untuk mulai berjalan ke arah barat menuju para pedagang yang berjualan disana sambil mengambil gambar.

Setelah mengambil gambar pedagang kami pun berjalan ke tempat pembelian tiket ke Gili Meno dan Gili Terawangan. Belum terlalu ramai antrian untuk membeli tiket, hanya ada beberapa orang saja. Selain itu ada banyak angkutan umum yang datang membawa sayur dan bahan mentah lainnya. Banyak juga buruh yang mengangkat barang dari angkutan umum yang baru datang ke tempat yang diminta oleh orang yang punya barang. Setelah itu para buruh kumpul untuk membagi penghasilan yang mereka dapat. Kamipun berpindah ke arah timur untuk melihat dan mengambil gambar di sana. Aku mulai mengambil gambar pangkalan ojek dan juga gambar wisatawan asing yang sedang membeli tiket ke Gili Air.

Pangkalan ojek di pelabuhan bangsal. terlihat para tukang ojek tengah menunggu penumpang
Pangkalan Ojek di Pelabuhan Bangsal

Kemudian aku juga mewawancarai beberapa orang, salah satunya adalah bapak yang bertugas bersih-bersih di sana. Aku mewawancarai bapak tersebut tepatnya di samping terminal penumpang Pelabuhan Bangsal Pemenang. Informasi yang aku dapat dari hasil wawancara itu adalah dalam sehari ada 20 fast boat yang berangkat ke Bali. Kapasitasnya bermacam-macam mulai dari 190-200 orang. “Untuk yang Eka Jaya harga tiketnya 450.000 rata-rata untuk semua orang”. Kemudian setelah ini kami berjalan ke dermaga karena melihat ada salah satu orang berpkaian seragam berwarna ungu. Kami mendekatinya dan aku mendapat beberapa informasi yaitu orang ini bertugas untuk mengecek barang-barang yang dibawa oleh wisatawan asing dan memberikan kalung Id-Card. “Ada 4 fast boat dan ada 13 speed boat ukuran kecil”. Untuk kapasitasnya berkisar dari 35-63 orang tergantung dari besar dan kecilnya boat yang digunakan. Setelah merasa cukup puas kamipun kembali ke tempat awal kami memarkir motor. Kami menyaksikan beberapa peristiwa lagi seperti porter yang membawa barang-barang turis kemudian ada juga makelar yang diikuti oleh kelompok turis ke tempat yang mereka tuju.

tempat pembelian tiket untuk penyebrangan ke Gili Air
Tempat membeli tiket untuk penyebrangan ke Gili Air

Di samping tempat kami memarkir motor ada mobil travel. Tidak lama kemudian datang turis diikuti oleh beberapa porter yang membawa barang mereka. Akhirnya terjadilah transaksi antara para porter dengan turis tersebut. Tak lama setelah mobil travel itu pergi, datang lagi mobil travel yang lain dan memarkir tepat di samping motor kami. Sopir travel tersebut menghampiri kami. Kami pun berbincang sedikit bersama sopir travel tersebut. Kami baru mengetahui bahwa ternyata turis itu pandai tawar menawar. Karena sudah merasa cukup, kamipun kembali dari Pelabuhan Bangsal menuju Pasirputih Pemenang untuk menulis hasil observasi yang kami lakukan tadi.

TENTANG PENULIS

NISAK ITRIYANA

Nisak Itriyana (Nisak) Lahir di Tanjung, 02 Juli 2003. Ia adalah salah seorang mahasiswa di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) HAMZAR. Ia mengambil jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Saat ini ia memasuki semester 5. Ia aktif dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) PGSD sesuai dengan jurusannya. Dalam organisasi ini ia mendapat amanah menjadi bendahara umum (bendum) untuk periode 2023/2024. Ia memiliki hobi membaca, terutama ketertarikannya membaca novel. Ia memiliki motto hidup menjalani setiap episode kehidupan  dan menerima semua nikmat dari sebuah perjuangan.